TRAFO LAS

Trafo Las

Trafo Las adalah nama lain dari welding inverter atau mesin las listrik. Travo las adalah nama sebutan yang diberikan orang-orang di Indonesia untuk mesin las listrik itu sendiri. Kebiasaan dari orang Indonesia memang sering menyebut sebuah benda atau alat dari bentuknya. Dan bentuk dari mesin las listrik ini memang berbentuk kotak seperti travo listrik. Dan seperti layaknya travo yang memiliki dua socket penjepit kanan dan kiri yang memiliki arus listrik min (-) dan plus (+), travo las atau mesin las listrik ini juga memiliki 2 socket min(-) dan plus(+).

Trafo las adalah mesin yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengelasan baik diluar ruangan maupun didalam ruangan, asalkan memiliki sumber listrik untuk menyalakan mesin travo las tersebut. Sedangkan pengertian dari pengelasan itu sendiri adalah suatu proses pengerjaan penyambungan dua benda atau lebih untuk dijadikan menjadi satu. Dapat diartikan bahwa Trafo las adalah alat bantu proyek yang digunakan untuk menyambungkan material besi/logam  dengan menggunakan kawat las. 

Dalam teknik pengelasan dengan menggunakan travo las ini, dapat dibedakan menjadi dua jenis sumber listriknya, yaitu diantaranya :

  • Travo las yang sumber listriknya dengan menggunakan generator / genset.
  • Travo las yang sumber listriknya dari transformator / instalasi listrik

Pada umumnya, pengelasan itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mengelas logam dan mengelas plastik. Tetapi karena yang sedang kita bahas sekarang adalah travo las, jadi disini dikhususkan hanya pengelasan pada material logam saja. Dan dalam sistem pengelasan ini adalah beberapa hal yang harus anda perhatikan, yaitu diantaranya :

  1. Jenis benda yang akan di Las.
  2. Ukuran Elektroda yang digunakan.
  3. Tipe Travo las yang digunakan

Jika di tinjau dari arus yang keluar, pesawat las dapat di golongkan menjadi:

1. Pesawat las arus olak balik (AC)

Mesin ini memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan. Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya tegangan perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan. 

Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut transformator atau trafo. Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan. Hal ini disebabkan kebanyakan sumber listrik, baik listrik PLN maupun listrik dari sumber yang lain, mempunyai tegangan yang cukup tinggi, padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt sampai 85 volt. 

Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere.Besarnya arus listrik dapat diatursesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. 

2. Pesawat las arus searah (DC)

Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

  1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,
  2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC,
  3. Tingkat kebisingan lebih rendah,
  4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus AC / DC.

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.

3. Pesawat las AC-DC

Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masingmasing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.

Kabel Las

Selain itu, komponen dari mesin las listrik yaitu kabel las. Komponen yang satu ini biasanya terdiri dari beberapa jenis. Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang di pilih dan di bungkus dengan karet isolasi. Pada mesin las biasanya terdiri dari beberapa jenis. Pada las biasanya terdapat kabel primer dan juga kabel sekunder (kabel las). Kabel primer sendiri merupakan kabel yang di gunakan untuk menghubungkan sumber tenaga dan juga mesin las. Sementara kabel sekunder merupakan kabel yang di gunakan untuk mengelas. Kabel sekunder sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kabel penjepit electroda (tang) dan juga kabel penjepit benda kerja (holder).

Penjepit Massa Las

Bahan yang di guanakan untuk Membuat penjepit massa dan pemegang elektroda digunakan bahan yang mudah menghantarkan listrik. Bahan yang umum digunakan untuk membuat penjepit massa dan pemegang elektrode adalah dengan menggunakan bahan tembaga. Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegan elektrode. Ini terdiri dari mulut penjepit dengan pemegang yang di bungkus oleh bahan penyekat (biasanya dari embonit).

Penjepit Elektroda (Holder)

Pada holder atau pemegang elektrode bagian untuk menjepit elektrode sudah di buat sedemikian rupa agar mampu menjepit elektrode dengan kuat agar saat digunakan untuk mengelas elektroda tidak terjatuh. Sedangkan untuk menjepit massa juga dibuat sedemikian rupa agar dapat menjepit benda yang akan di las dengan kuat.

Elektroda / Kawat Las

Kawat las atau yang sering disebut dengan elektroda adalah suatu material yang digunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Sebagai salah satu bagian penting dalam proses pengelasan, maka pengguna harus memahami kegunaan dari masing-masing jenis elektroda. Elektroda berselaput terdiri dari dua bagian dengan fungsi yang berbeda, yaitu:

  1. Bagian Inti Elektroda, Yang Berfungsi:
    a. Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja.
    b. Sebagai bahan tambah
    Sedangkan untuk bahan, inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro, seperti baja karbon, baja paduan, aluminium, kuningan dan lain-lain.
  2. Bagian Salutan Elektroda, Yang Berfungsi:
    a. Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair.
    b. Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan.
    c. Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
    d. Memudahkan penyalaan.
    e. Mengontrol stabilitas busur.

Salutan pada elektroda yang telah dibuka dari bungkusnya, harus disimpan di dalam kabinet pemanas atau oven dengan suhu 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar, sebab lapisan tersebut sangat peka terhadap kelembaban. Apabila dibiarkan lembab, maka akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut:

  • Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk dinyalakan
  • Percikan yang berlebihan
  • Busur tidak stabil
  • Asap yang berlebihan

Alat Pendukung dan Keselamatan dalam pengelasan

  1. Helm / topeng las.
  2. Sarung tangan las.
  3. Apron / pakaian kerja las.
  4. Tang (penjepit).
  5. Palu / ciping las.
  6. Sepatu las safety.
  7. Sikat kawat.
  8. Masker.
  9. Gerinda tangan.
  10. Kaca mata pengaman las.

Kami Memberikan Layanan Terbaik Dalam Konstruksi

Solusi Untuk Konstruksi Anda

Kirim Chat
Chat With Us!
Segera hubungi kami mengenai info lengkap dan penawaran!

Powered by PT. Taruna Karya Sejati Official