JENIS SAMBUNGAN PADA PERKERASAN KAKU

Sambungan Susut Melintang

Sambungan susut melintang didefinisikan (sesuai dengan pedoman/ SNI) adalah jenis sambungan melintang dengan maksud untuk mengendalikan retak susut beton, serta membatasi pengaruh tegangan lenting yang timbul pada pelat akibat pengaruh perubahan temperatur dan kelembaban. Jarak antara tiap sambungan susut, umumnya di buat sama.

Sambungan susut pada perkerasaan dengan beban lalu lintas yang ringan, bisa hanya merupakan agregat interlocking sepanjang sambungan. Sedangkan untuk beban lalu lintas yang lebih berat, menggunakan ruji sebagai penyalur beban pada sambungan. Ruji mencegah pergerakan vertikal atau faulting diantara pelat, tetapi memungkinkan sambungan untuk membuka dan menutup guna melepaskan tegangan yang terjadi akibat perubahan temperatur dan kadar air pada perkerasan beton. Ruji dilengkapi dengan lapisan anti karat diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.

Pemasangan dudukan ruji dilengkapi dengan lapisan anti karat

(Sumber : Diklat Perkerasan Kaku, 2017)

Pada perkerasan dengan sambungan, sambungan melintang (biasanya dipasang ruji) tegak lurus terhadap arah lalu lintas. Fungsi utama dari sambungan susut melintang, ialah untuk mengontrol retak sebagai akibat dari tegangan tarik dan tegangan lentur pada pelat beton yang disebabkan oleh proses hidrasi semen, beban lalu lintas dan pengaruh lingkungan. Karena sambungan ini berjumlah sangat banyak, maka kinerjanya akan mempengaruhi kinerja perkerasan secara signifikan. Kerusakan yang terjadi pada sambungan umumnya “faulting” dan atau spalling (gompal). Kinerja sambungan yang jelek akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut seperti pecah dibagian sudut, blows up, dan retak dibagian pelat. Kinerja sambungan susut melintang berkaitan dengan tiga faktor utama, yaitu jarak antar sambungan, penyalur beban yang melintang sambungan dan bentuk sambungan serta sifat bahan penutup (joint sealent).

Sambungan Memanjang

Sambungan memanjang ialah sambungan antar dua pelat yang memungkinkan pelat melenting tanpa terjadi pemisahan atau retak pada pelat tersebut. Sambungan memanjang digunakan untuk melepaskan tegangan lenting dan umumnya diperlukan bila lebar pelat lebih dari 4,6 meter. Lebar pelat yang lebih kecil atau sama dengan 4,6 meter menunjukkan kinerja yang memuaskan tanpa sambungan memanjang, walaupun ada kemungkinan terjadinya beberapa retak memanjang. Sambungan memanjang bila memungkinkan, sebaiknya satu garis dengan garis lajur perkerasan, untuk meningkatkan layanan lalu lintas. Marka berupa “cat strip lurus” ditempatkan pada lajur perkerasan. Penyaluran beban pada sambungan memanjang didapat melalui agregat interlock. Untuk membantu penyaluran beban, batang pengikat sering digunakan yang dipasang melintang pada sambungan memanjang. Batang pengikat lebih kecil ukuranya dari ruji, dan merupakan besi sirip (besi alur). Batang pengikat pada dudukannya dipasang diantara lajur dan juga diberi lapisan epoxy untuk mencegah karat seperti ditunjukkan pada Gambar Pemasangan sambungan memanjang.

Sambungan memanjang bisa dibuat dengan penggergajian atau dibuat sebagai sambungan pelaksanaan. Jika digergaji dudukannya dipasang terlebih dahulu dan sambungan digergaji seperti pada cara pembuatan sambungan susut melintang. Jika dibuat sebagai sambungan pelaksanaan, batang pengikat digunakan untuk mengikat pelat beton yang sudah dan baru dihampar.

Pemasangan sambungan memanjang

Sambungan Pelaksanaan

Sambungan pelaksanaan ialah sambungan antara pelat bila beton dicor pada saat yang tidak bersamaan. Tipe sambungan ini bisa dibagi lagi menjadi sambungan pelaksanaan melintang dan memanjang. Gambar dari sambungan pelaksanaan melintang ditunjukkan pada Gambar Sambungan pelaksanaan melintang. Setelah penghamparan mencapai daerah sambungan, maka papan pemisah akan dilepas. Pada penghamparan berikutnya, adukan beton yang baru langsung menempel pada permukaan penampang melintang beton yang lama.

Sambungan pelaksanaan melintang, umumnya menggantikan sambungan susut, akan tetapi jangan dibuat miring, karena penghamparan dan pemadatan yang sempurna akan sulit didapat. Sambungan pelaksanaan melintang hendaknya dipasang ruji dan menyatu langsung dengan beton lama. Sambungan melintang beralur cenderung gompal, sehingga tidak direkomendasikan. Disarankan sambungan pelaksanaan melintang, digergaji dan diberi lapisan penutup (joint sealent).

Sambungan pelaksanaan melintang

Sambungan Pelaksanaan Memanjang

Batang pengikat harus terikat kuat pada beton, batang pengikat hendaklah dimasukkan pada beton yang masih plastis. Sangat disarankan untuk melakukan pengujian “pull out” untuk menjamin bahwa batang pengikat tertanam kuat pada beton. Pembengkokan batang pengikat tidak dianjurkan. Bila pembengkokan harus dilakukan, kemudian diluruskan saat pelaksanaan, maka tulangan yang dipergunakan ialah grade 40 (tegangan lelehnya kurang dari 276 MPa), karena tulangan seperti ini lebih toleran terhadap pembengkokan. Mungkin diperlukan pengulangan kembali pemberian lapisan tahan karat pada batang pengikat setelah diluruskan kembali. Bilamana dilakukan pengujian pull out, maka pengujian tersebut harus dilakukan setelah batang pengikat diluruskan kembali. Disarankan sambungan pelaksanaan memanjang digergaji dan diberi lapisan penutup. Ukuran reservoar hendaklah sama dengan ukuran pada sambungan melintang.

Sambungan memanjang berupa lidah alur, telah digunakan pada masa lalu dan sekarang sangat jarang. Sambungan ini berupa konfigurasi dari lidah yang pendek dan alur (takikan) yang pas ukuranya untuk memindahkan gaya geser. Pemilihan untuk menggunakan sambungan pelaksanaan memanjang dengan tipe lidah alur harus dilakukan dengan hati hati. Bagian atas dari pelat diatas lidah alur seringkali mengalami kerusakan akibat geser. Dengan alasan tersebut, disarankan bahwa sambungan dengan lidah alur tidak digunakan bila tebal pelat lebih kecil dari 25 cm. Pada sambungan pelaksanaan memanjang, sambungan memanjang tersebut perlu bergeser sekitar 10 sampai 40 cm dari sambungan pelaksanaan memanjang pada pelat betonnya, guna mencegah retak refleksi. Sambungan pelaksanan memanjang ditunjukkan pada gambar Sambungan pelaksanaan memanjang pada perkerasan bersambung tanpa tulangan.

Sambungan pelaksanaan memanjang pada perkerasan bersambung tanpa tulangan

Sambungan Muai

Sambungan muai ialah sambungan yang terletak pada lokasi spesifik untuk memungkinkan perkerasan memuai tanpa merusak struktur di sebelahnya atau merusak perkerasan itu sendiri. Umumnya ini digunakan pada daerah dekat kepala jembatan dan utilitas yang tertanam di jalan. Perancangan perkerasan di awal, menggunakan sambungan muai melintang seperti sambungan susut, tetapi kinerjanya tidak baik. Salah satu rancangan awal menggabungkan sambungan muai dengan jarak setiap 28 meter dengan sambungan susut setiap 9 meter. Jika sambungan muai menutup memungkinkan sambungan susut terbuka dengan sangat lebar.

Perancangan dan pemeliharaan sambungan susut yang baik sebenarnya bisa menghilangkan keperluan sambungan muai, kecuali pada objek seperti struktur. Ketika sambungan muai digunakan, perkerasan bergerak mendekati sambungan muai dalam waktu beberapa tahun. Hal ini menyebabkan beberapa sambungan susut yang berdekatan akan terbuka dan merusak lapisan penutup dan agregat interlocknya. Lebar dari sambungan muai umumnya 19 mm atau lebih dan dipasang 19 mm – 25 mm dibawah permukaan pelat, untuk memberikan tempat bagi pemasangan lapisan penutup (joint sealent). Ruji polos paling umum digunakan sebagai alat penyalur beban pada sambungan muai ini. Setiap ruji pada sambungan muai dilengkapi dengan penutup pada satu ujungnya, yang memberikan ruang pada pelat untuk mengakomodir pergerakan ruji, ketika pelat disebelahnya mendekati ke sambungan muai, seperti ditunjukkan pada gambar Sambungan muai.

Sambungan Muai

Kami Memberikan Layanan Terbaik Dalam Konstruksi

Solusi Untuk Konstruksi Anda

Kirim Chat
Chat With Us!
Segera hubungi kami mengenai info lengkap dan penawaran!

Powered by PT. Taruna Karya Sejati Official