KRITERIA PEMILIHAN SISTEM ROPE ACCESS
Kategori Sistem Bekerja pada Ketinggian
Penentuan sistem bekerja pada ketinggian sebaiknya memperhitungkan beberapa hal. Ada beberapa sistem atau cara bekerja pada ketinggian, yaitu :
- Sistem Pasif, Yaitu sistem di mana ketika bekerja melalui suatu struktur permanen mau pun struktur yg tidak permanen, tidak mensyaratkan pentingnya penggunaaan perlengkapan pelindung jatuh (fall protection devices) karena sudah terdapat sistem pengaman kolektif (collective protection system). Pada sistem ini memerlukan supervisi dan pelatihan dasar. Metode pekerjaan :
a. Bekerja pada permukaan seperti lantai kamar, balkon dan jalan ;
b. Struktur/area kerja (platform) yang dipasang secara permanen dan peralatannya ;
c. Bekerja didalam ruang yang terdapat jendela yang terbuka dengan ukuran dan konfigurasinya dapat melindungi orang dari terjatuh. - Sistem Aktif, Yaitu suatu sistem di mana ada pekerja yang naik dan turun (lifting/lowering), ataupun berpindah tempat (traverse) dengan menggunakan perlengkapan untuk mengakses atau mencapai suatu titik kerja karena tidak terdapat sistem pengaman kolektif (collective protection system). Sistem ini mensyaratkan adanya pengawasan, pelatihan dan pelayanan operasional yang baik. Metode Pekerjaan :
a. Unit perawatan gedung yang dipasang permanen, seperti gondola.
b. Perancah (scaffolding).
c. Struktur/area kerja (platfrom) untuk pemanjatan seperti tangga pada menara.
d. Struktur/area kerja mengangkat (elevating work platform) seperti hoist crane, lift crane, mobil perancah.
e. Struktur sementara seperti panggung pertunjukan.
f. Tangga berpindah (portable ladder)
g. Sistem akses tali (rope access) - Sistem Akses Tali (Occupational Rope Access), Yaitu Akses Tali dapat di golongkan sebagai sistem aktif. Akses tali yaitu suatu tehnik bekerja menggunakan tali temali dan beragam peralatannya dan dengan tehnik khusus. Cara ini biasanya digunakan untuk mencapai posisi pekerjaan yang sulit di jangkau sesuai dengan beragam jenis kebutuhan. Sistem ini mengutamakan pada penggunaan alat pelindung diri sebagai pembatas gerak dan penahan jatuh (work restraints) dan pengendalian administratif berbentuk pengawasan dan kompetensi kerja untuk pekerjanya. Prasyarat penggunaan sistem akses tali yaitu :
a. Terdapat tali kerja (working line) dan tali pengaman (safety line)
b. Terdapat dua penambat (anchorage)
c. Peralatan alat bantu (tools) dan alat pelindung diri
d. Terdapat personil yang kompeten.
e. Pengawasan yang ketat.
Contoh-contoh aplikasi akses tali (rope access) seperti :
1). Pekerjaan naik dan turun di beberapa sisi gedung (facade), atria gedung, menara (tower), jembatan dan banyak susunan lainnya ;
2). Pekerjaan pada ketinggian secara horisontal seperti di jembatan, atap bangunan dan lain-lain ;
3). Pekerjaan di ruang terbatas (confined spaces) seperti bejana, silo dan sebagainya.
4). Pekerjaan pemanjatan pohon, pemanjatan tebing, gua, out bound dan sebagainya.
Teknik akses tali dapat diandalkan dan cenderung efektif untuk menggerakkan pemeriksaan pada sistem instalasi dan beberapa pekerjaan ringan sampai sedang. Metode akses tali merupakan cara alternatif untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan s/d tingkat sedang dalam posisi yang sulit dan yang memerlukan kecepatan (rapid task force).
Hirarki Pemilihan
Setiap pengurus harus memperhatikan sistim akses yang tersedia untuk bekerja di suatu bangunan atau struktur. Pengambilan ketentuan untuk memastikan atau memilih suatu sistem akses untuk pekerjaan pada ketinggian, harus mengikuti hirarki pengendalian resiko bahaya sebagai berikut :
- Eliminasi resiko
- Minimalisasi resiko, diantaranya dengan :
a. substitusi, yakni dengan memilih sistem akses yang memiliki resiko bahaya lebih rendah.
b. Modifikasi disain bangunan, pabrik atau struktur.
c. Isolasi dari bahaya dan atau
d. Pengendalian tehnis yang lain. - Penggunaan alat pelindung diri