FUNGSI DAN KEMAMPUAN CAMPURAN ASPAL
Fungsi dan kemampuan aspal
Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai berikut :
- Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri.
- Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri.
Karena itu, untuk dapat berfungsi sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, aspal haruslah mempunyai kemampuan daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.
Uraian tentang kemampuan aspal ini adalah sebagai berikut :
a. Daya tahan (durability) aspal.
Adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini merupakan sifat dari campuran aspal, yang tergantung dari sifat agregat yang terseliputi aspal, tergantung juga dengan faktor pelaksanaan. Sifat ini dapat diperkirakan dalam pemeriksaan Thin Film Oven Test (TFOT).
b. Adhesi dan Kohesi Aspal.
Sifat Adhesi aspal adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan aspal, sedangkan Kohesi aspal adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap ditempatnya setelah terjadi pengikatan.
c. Kepekaan terhadap temperatur.
Aspal adalah material yang termoplastis, berarti akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur berkurang, dan akan lunak atau cair jika temperatur bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan terhadap perubahan temperatur.
d. Kekerasan Aspal.
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan kepermukaan agregat yang telah disiapkan pada proses pelaburan. Setelah campuran aspal tergelar dan dipadatkan, maka terjadi proses oksidasi yang akan menyebabkan aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi), ini adalah proses perapuhan. Jadi selama masa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yang besarnya dipengaruhi juga oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal, semakin besar tingkat kerapuhan yang terjadi.