SYARAT-SYARAT SUMUR RESAPAN

Karakteristik Sumur Resapan

Semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan berkembangnya moneter di Indonesia, telah mendorong naiknya permintaan terhadap permukiman. Hal ini berdampak pada berubahnya kapasitas dan pemanfaatan lahan. Beralihnya guna tanah di ruang terbuka menjadikan tanah perumahan pemicu minimnya area serapan air hujan. Berubahnya fungsi area tanah akan berpengaruh pada kondisi alur air akibatnya kejadian banjir memuncak pada saat penghujan dan menjadi kering pada waktu kemarau.

Wilayah pemukiman sangatlah bergantung pada sumber daya air yang baik dan sangat dibutuhkan untuk kelanjutan kehidupan banyak orang, bahkan semua kehidupan yang berada di sekitar area tersebut. Kawasan perumahan sangatlah memerlukan air dan akan terus melonjak seiring dengan semakin banyaknya jumlah warga masyarakat. Meskipun demikian secara terukur jika aksesibilitas mengalirnya air permukaan minim dan secara subjektif semakin lama air akan semakin berkurang. Salah satu kerangka kerja pengelolaan air berwawasan lingkungan yang tidak berbahaya bagi ekosistem, baik untuk penanganan banjir dan saat kemarau adalah sumur peresapan. Galian serapan air ialah cara untuk memperkuat serapan air yang masuk ke rongga tanah dan mengekecilkan aliran air keatas yang menjadi pemicu genangan. Adanya sistem pembuangan air yang besar dan terkendali serta semakin banyaknya air meluap yang dapat memadati tanah, maka keadaan air dalam tanah menjadi baik dengan keadaan air di dalam tanah dan akan bermanfaat bagi masyarakat disekitar daerah permukiman (Siswanto, 2001).

Perlunya pendesainan sumur resapan yang sesuai standar pada saat akan dibuat karena sumur resapan memiliki fungsi utama untuk melindungi arah aliran air permukaan dan mencegah kejadian bencana luapan air dan memperkokoh dan menaikkan tinggi muka air tanah serta lebih utama diharapkan dengan adanya galian sumur resapan tersebut akan dapat terkurangi terjadinya erosi dan menghalang masuknya air laut bagi kawasan atau wilayah-wilayah yang tata guna lahannya berdekatan langsung dengan kawasan pesisir pantai. Secara teknik galian peresapan merupakan ilmu perekayasaan konservasi air yang berbentuk sarana yang mirip sumur resapan dengan ukuran liang tertentu dan berguna untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah yang berfungsi untuk menampung air hujan yang jatuh atau daerah jenuh air kemudian masuk meresapkan ke ruang pori-pori tanah dan dalam proses membuat sumur resapan ini di upayakan untuk dapat menaikkan kemampuan tanah dalam menyusupkan air hujan.

Persyaratan Sumur Resapan

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-2002, dapat diketahui bahwa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan untuk lahan pekarangan rumah adalah sebagai berikut:

  1. Sumur resapan air hujan terletak pada lahan yang cukup datar.
  2. Saat menentukan posisi sumur galian air hujan, kondisi tingkat amannya bangunan yang berdekatan dengannya harus dievaluasi.
  3. Air yang menyusup masuk ke dalam sumur resapan berupa air tumpahan yang belum terkontaminasi dengan kotoran.
  4. Peraturan daerah setempat harus menjadi bahan pertimbangan.
  5. Bila terjadi ketidaktepatan pemenuhan ketentuan ini haruslah mendapat persetujuan kantor atau instansi yang berkompten didaerah tersebut.

Dalam aturan ini juga ditetap tentang bentuk dan ukuran sumur resapan meliputi:

  • Model Sumur peresapan air hujan ini harus memiliki model cetakan segi empat atau lingkaran.
  • Pipa yang masuk ke dalam tanah ukurannya Ø 110 mm
  • Diamater sisi penampang sumur minimum adalah 0,8 meter.
  • Besaran ukuran pipa pelimpah sumur adalah diameter 110 mm.
  • Maksimum sisi penampang berukuran 1,4 meter.

Ilustrasi Sumur Resapan

Syarat Umum Sumur Resapan

Sumur Peresapan air yang hendak di buat memiliki persyaratan umum sebagai berikut:

  1.  Galian sumur harus dihindarkan dari tempat timbunan kotoran, tangki septik dengan jarak paling dekat 5meter dengan diukur dari tepian dengan jarak minimum 1 meter dari pondasi suatu bangunan.
  2. Muka air (water table) tanahnya minimum sedalam 3,0 meter pada saat musim penghujan.
  3. Sumur serapan air harus berada pada daerah atau bidang yang rata, tidak pada area yang berbukit-bukit, curam atau tidak stabil.
  4. Penggalian sumur resapan air dapat dilakukan sampai dengan lahan berpasir atau paling tinggi 2 meter di bawah muka air tanah.
  5. Permeabilitas tanah (daya serap air) struktur tanah harus lebih dari atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya jika airnya tergenang setinggi 2 cm akan mudah meresap ke dalam tanah dan lenyap dalam waktu 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
    a. Jika kondisi kemampuan tanah sedang, yaitu daya serapnya 2,0 – 3,6 cm per jam.
    b. Daya serap untuk permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6 – 36 cm per jam.
    c. Bila situasi kondisi tanah cepat dengan karakteristik pasirnya kasar, yanglebih besar dari 36 cm/jam.

Secara umum prosedural pelaksanaan pembuatan Sumur penyerapan air sebagai berikut:

  1. Pembersihan lapangan
    Langkah awal adalah membersihkan areal di antara kawasan pengembangan SRA dari tumbuhan, rumput, tanaman perdu, semak belukar yang dapat merintangi proses pekerjaan.
  2. Mengukur kembali dan Mematok luasan sumur galian
    Area yang telah di tuju dengan patokan harus diestimasi ulang meskipun sebagai penanda dan di maksudkan untuk menentukan posisi dan area spesifik dari struktur dan area spillway dan tangki sedatif.
  3. Pembuatan Sumur Resapannya
    Teknik menggali sumur meliputi langkah-langkah kerja berikut:
    a. Pemasangan profil berfungsi sebagai pola tata letak/penghalang pengerukan (sumur dan bak pengatur). Tergantung pada desainnya, profil dapat dibentuk dari anyaman bambu atau bahan lainnya.
    b. Melakukan penggalian sumur dan tangki kontrol.
    c. Setelah penggalian selesai, dinding sumur lalu dibangun. Dengan cara mencampur semen dan pasir dan diaplikasikan pada pemasangan bata/beton sebagai pelapis penguat.
    d. Bak pengendali dibangun dengan jarak kurang lebih 50 cm dari SRA dan berguna sebagai bagian dari penyaring kesadahan air.
    e. Saluran air dirancang untuk menampung air hujan yang merembes dari talang dan selokan air di atas tanah guna menyusupkan ke dalam sumur gali untuk volume aliran dan besaran tertentu.
    f. Bahan yang digunakan untuk mengisi lapisan antara lain batu pecah, tumpukan ijuk, dan kerikil, dengan tujuan menyaring air yang meresap masuk ke dalam rongga tanah.
    g. Saluran limpasan dibuat untuk memudahkan mengalirkan atau membuang air pada umur resapan yang sudah terisi penuh air.
    h. Plat penutup sumur sumur resapan air (SRA) bisa dibuat dari material beton tulangan atau piringan logam besi, sesuai dengan kondisi kebutuhan dan ketersediaan disekitarnya.
    i. Talang harus dipasang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
 

Syarat Teknis Sumur Resapan

Penurunan muka air dasar tanah yang berlebih dapat tertanggulangi dengan meningkatkan kedudukan sumur resapan. Penandaan reduksi muka air tanah adalah saat sumur mengering atau saat kemarau serta meluapnya air pada musim penghujan. Perbaikan dilingkungan sekitar merupakan dampak dari peningkatan pembangunan, berupa pembukaan area baru, penebangan hutan sembarangan, penyediaan infrastruktur pemukiman masyarakat, pembangunan pabrik dan industri manufaktur menjadi pemicu kejadian tersebut.

Salah satu konsep atau solusi dari cara mengendalikan air, baik menghadapi luapan bah atau kering kerontang ialah lewat galian resapan. Sumur rembesan ini wujud dari usaha untuk meningkatkan masuknya air hujan masuk ke dalam tanah dan mengecilkan arah aliran arus permukaan dan menjadikan penyebab luapan banjir. Beberapa kegunaan sumur resapan adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai Pengontrol Banjir
  2. Perlindungan air tanah
  3. Menahan cepatnya erosi dengan kecepatan tinggi.
Khusus untuk persyaratan teknis dalam pembuatan Sumur Resapan meliputi:
    1. Berada pada daerah pemukiman padat penduduk;
    2. Untuk vegetasi penutup tanah <30 % dan berada pada aliran air hujan (run off) yang cukup tinggi;
    3. Struktur lapisan tanahnya yang bisa dipakai harus memiliki nilai permeabilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam.
    4. Diutamakan terletak pada morfologi hulu dan tengah Daerah Aliran Sungai;
    5. Untuk syarat teknik kedalaman air tanah pada musim hujan minimum sedalam 3,0 m;
    6. Penempatan posisi sumur serapan air terhadap letak bangunan sekitarnya dengan cara :
      a. Penempatan sumuran air bersih sejauh 3 m.
      b. Untuk posisi RSP Terhadap pondasi bangunan sejauh 1 m.
      c. Area peresapan wadah tampungan septik tank, cubluk, selokan air kotor, buangan sampah sejauh 5 meter.
Desain Sumur Resapan Air Tipe Buis Beton

(Sumber: Juknis RSP-DRH, 2021)

Khusus untuk pembuatan sumur resapan air terdapat beberapa spesifikasi teknis SRA yang harus di patuhi berdasarkan Peraturan Menteri KLH Nomor. 28 Tahun 2020 yaitu:

  1. Pipa masuk berukuran diameter 110 mm dengan panjang maksimal 4 meter.
  2. SRA yang memiliki rongga kemudian diisi dengan batu pecahan dengan ketebalan 40 cm.
  3. Ukuran pipa pelimpah Ø110 mm dengan panjang maksimal 4 meter.
  4. Ukuran kedalaman 2,1 meter dan dinding dibuat dari buis beton dan pecahan batu yang disusun harus berongga.
  5. Sumur peresapan air kemudian di isi dengan kerikil pecah berukuran 10-20 cm, Patahan bata merah sepanjang 5 sampai 10 cm, beberapa lembar serabut, dan bongkahan arang
  6. Untuk mengamankan galian sumur resapan air maka di gunakan alat penutup yang terbuat dari beton dengan tebal 10 cm dan adukan semen, pasir, dan kerikil pecah dengan tulangan besi beton Ø 8 mm dengan jarak antar besi 10 cm.

Sistem Kerja Sumur Resapan

Salah satu dampak yang terjadi akibat berkurangnya daerah resapan air adalah sering terjadinya genangan bahkan banjir. Banjir merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dipastikan dan dikendalikan. Berbagai cara telah diupayakan namun masih juga menyisakan persoalan. Banjir yang terjadi membawa dampak yang buruk bagi kesehatan masyarakat. Penyakit yang banyak diderita antara lain yakni diare, infeksi pencernaan hingga demam berdarah dan berbagai penyakit lainnya.

Selain dampak buruk bagi kesehatan masyarakat juga berdampak pada kerugian materi dan inmateri sehingga perlu diupayakan penanganannya. Salah satu upaya dalam hal menanggulangi banjir dan genangan adalah dengan membuat sumur-sumur resapan yang berfungsi untuk mengalirkan air ke dalam tanah. Sumur resapan ini sebagai salah satu upaya pengendali banjir yang dapat dilakukan dengan menampung air hujan pada suatu lubang atau sumur dan meresapkannya ke dalam tanah (Kusnaedi, 2011). Adanya sumur resapan maka dapat memperluas area serapan air, baik itu air buangan yang berasal dari limbah rumah tangga maupun air hujan.

Sumur resapan berfungsi pula sebagai upaya konservasi terhadap tanah dan air di dalam tanah. Dengan adanya sumur-sumur resapan ini maka diharapkan air genangan yang disebabkan oleh hujan dapat ditampung dalam sumur resapan tersebut. Dengan demikian peluang terjadinya banjir dan genangan dapat diminimalisir. Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja sumur resapan, baik itu sumur resapan sederhana maupun sumur resapan modern.

Prinsip Kerja Sumur Resapan

Pada prinsipnya cara kerja sumur resapan adalah menyalurkan atau mengalirkan air hujan yang berada di permukaan dan ditampung ke dalam lubang atau sumur yang telah dibuat. Semakin banyak air yang dapat disimpan sebagai air tanah di bawah permukaan bumi dan dapat dimanfaatkan. Dengan demikian diharapkan air permukaan yang berlebihan dan menjadi penyebab banjir dapat diminimalisir.

Sebelum membuat sumur resapan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni diantaranya adalah faktor iklim, hal ini terkait dengan intensitas curah hujan, semakin besar curah hujan pada suatu wilayah maka semakin banyak sumur-sumur resapan yang dibutuhkan. Selain faktor iklim, yang perlu diperhatikan juga adalah kondisi air tanah. Pada tanah yang memiliki muka air dangkal maka sumur tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga hal ini kurang efektif. Selanjutnya adalah kondisi tanah yang memiliki daya resap (infiltrasi) yang berpengaruh terhadap besar kecilnya daya resap tanah terhadap air hujan. Hal ini terkait dengan penggunaan lahan atau tata guna lahan.

Selain beberapa hal di atas kondisi sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan bahan juga perlu diperhatikan dalam pembuatan sumur resapan. Pemanfaatan bahan yang tersedia di sekitar dapat dikondisikan dengan lingkungan dan ketersediaan bahan baku yang ada. Adapun bahan utama yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sumur resapan sederhana adalah:

  • Pipa dapat berbahan dasar dari besi maupun paralon (PVC), bambu, hong dari tanah atau beton, dan parit-parit galian tanah yang diberi batu. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk menyalurkan air.
  • Konstruksi dinding sumur dapat berupa tembok, drum bekas, hong beton, anyaman bambu atau tangki fiberglass.
  • Kerikil atau ijuk dapat digunakan sebagai alas sumur dan sela bagian dinding tempat meresapnya air.

Sumur Resapan Sederhana

Sumur resapan sederhana dapat dibuat oleh semua kalangan, baik masyarakat yang berada di pedesaan maupun di perkotaan. Desain dan bahan yang dipergunakan mudah diperoleh dan lebih sederhana dibandingkan sumur resapan modern. Adapun tahapan pembuatan sumur resapan ini adalah sebagai berikut:

  1. Membuat lubang silinder di tanah yang diameternya 10 cm sampai dengan 15 cm dan kedalaman 100 sampai 120 cm. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pembuatan lubang tidak melebihi muka air tanah. Pembuatan lubang resapan ini dapat dipergunakan pipa besi atau bor tanah bahkan bambu dengan jarak antar lubang 50-100 cm.
  2.  Setelah pembuatan lubang silinder selesai, lubang dapat diisi dengan sampah organik. Sampah organik yang berupa kompos dapat dipergunakan sebagai pupuk penyubur tanaman.
  3. Pada ujung lubang silinder dapat dikelilingi adukan semen selebar 2 sampai 3 cm yang bertujuan guna menahan tanah sekitarnya agar tidak masuk dalam lubang.
Sketsa Sumur Resapan Sederhana

Adapun cara kerja sumur resapan adalah, air hujan yang jatuh akan melalui talang air dan mengallir melewati pipa yang masuk ke dalam sumur yang telah dibuat. Air tersebut akan memiliki waktu tinggal yang lebih lama di permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena air tertampung pada sumur resapan.

Secara berkala air akan meresap sedikit demi sedikit menembus dalam permukaan tanah dan membuat imbuhan air tanah sehingga debit air pun akan bertambah. Hal ini akan menambah jumlah air tanah dalam lapisan akuifer. Akuifer adalah lapisan di dalam tanah yang memiliki formasi batuan yang mampu menampung, melepaskan dan meloloskan air sekalipun dalam jumlah banyak.

Sumur resapan yang dibuat dengan cara konvensional ini memiliki kapasitas yang terbatas. Jika jumlah air dalam sumur resapan telah melewati batas permukaan sumur resapan maka air akan mengalir melewati pipa yang tersedia menuju saluran pembuangan atau drainase. Dengan adanya sumur resapan yang dibuat maka air tanah akan lebih banyak dibandingkan jika air hanya mengalir di permukaan tanah, hal ini dikenal dengan konservasi air.

Melalui konservasi air tanah ini maka diharapkan adanya peningkatan jumlah debit air tanah sehingga kebutuhan akan air bersih dan air di bawah permukaan dapat terpenuhi walaupun pada saat musim kemarau.

Sumur Resapan Modern

Prinsip kerja sumur resapan modern pada dasarnya sama dengan sumur resapan konvensional. Namun perbedaannya terletak pada ukuran dan bahan yang digunakan. Sumur resapan modern ini berbentuk tangki modular berbahan polypropelene yang praktis. Tangki modular dapat meresapkan air dan ditampung yang kemudian pada suatu waktu dapat dimanfaatkan kembali. Penggunaan sumur resapan modern yang berupa tangki modular ini layak dipertimbangkan.

Pada saat ini penyimpanan air dengan cara menabung air hujan pada sumur-sumur resapan dengan tangki modular sudah mulai populer. Air yang tertampung pada tangki modular ini dapat pula dipergunakan untuk menyiram taman, mencuci mobil atau flushing toilet.

Kebanyakan masyarakat di Indonesia belum memanfaatkan air hujan. Pemanfaatan air hujan baru sebagian kecil dilakukan masyarakat. Selama ini air hujan hanya dibuang dan mengalir begitu saja tanpa dimanfaatkan kembali. Keuntungan dari menampung dan mengumpulkan air hujan antara lain adalah melindungi ketersediaan air tanah yang dirasa semakin langka terutama pada saat musim kemarau. Selain itu sebagai upaya guna meminimalisir sulitnya memperoleh ketersediaan air bersih terutama pada daerah yang curah hujannya minim. Berikut gambar dan penjelasan mengenai sumur resapan modern.

 

Ilustrasi Pemasangan Sumur Resapan Modern

Sumur resapan modern menggunakan tangki modular yang memiliki cara kerja yang lebih praktis. Air yang masuk ke tangki resapan ditampung di dalam tangki yang telah dilapisi dengan lembaran non woven geotextile. Secara perlahan air akan melalui non woven geotextile dengan cara merembes. Kondisi dan tingkat permeabilitas tanah sangat mempengaruhi kecepatan air yang terserap. Kelebihan air yang masuk akan dialirkan melalui pipa over flow yang telah disiapkan. Air tersebut dialirkan menuju saluran lingkungan setempat. Kondisi ini dapat berlangsung bila jumlah air yang terserap oleh tanah lebih kecil dari pada jumlah air yang masuk.

Jika tangki modular ini difungsikan sebagai tempat penampungan air maka modulnya ditutup menggunakan geomembrane pada semua sisinya sehingga air dapat masuk dan tertahan di dalam tangki. Apabila jumlah air yang masuk melebihi kapasitas tangki, air akan tumpah keluar melalui pipa overflow yang sudah disiapkan. Posisi tangki modular dapat disusun secara vertikal maupun horizontal dengan menggunakan sistem yang saling mengunci dan diletakkan di bawah. Lahan di atas tangki modular dapat difungsikan sebagai area parkir kendaraan (carport), taman ataupun penggunaan lainnya. Tangki modular pada umumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan dan pengumpulan air hujan (rain water harvesting) dengan tujuan agar air hujan tidak terbuang sia-sia. Air yang berada pada tangki modular ini tetap dapat dimanfaatkan guna keperluan sehari-hari.

Kami Memberikan Layanan Terbaik Dalam Konstruksi

Solusi Untuk Konstruksi Anda

Kirim Chat
Chat With Us!
Segera hubungi kami mengenai info lengkap dan penawaran!

Powered by PT. Taruna Karya Sejati Official