JENIS - JENIS ASPAL

Aspal Modifikasi

Nama lain dari Aspal Modifikasi adalah Polymer Modified Asphalt (PMA) atau Polymer Modified Bitumen (PMB), ini adalah aspal minyak ditambah dengan bahan tambah (additive) agar meningkat kinerjanyanya, yaitu aspal yang tahan beban dan tahan lama (awet). Di Indonesia, kesadaran untuk menggunakan aspal modifikasi karena diperlukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Aspal yang lebih tahan panas (menaikkan titik lembek), digunakan aditif berbasis plastomer, elastomer, selulosa, filler atau penambahan asphalten seperti asbuton, gilsonite, Trinidad asphalt, atau aditif khusus dengan sifat beragam (jenis jenis polimer tertentu). Aspal polimer biasanya merupakan produk hilir dari pabrik kilang minyak.
  2. Aspal yang lebih lengket (menaikkan adhesi) agar agregat tidak mudah terburai, digunakan aditif yang bersifat lengket dan lentur yaitu aditif yang berbasis karet.
  3. Aspal yang lebih tahan ultra violet agar tidak mudah menua (ageing).
Sebagai gambaran, di pasar kita mengenal Aspal modifikasi yang telah dijual di Indonesia (dan ini sudah sejak tahun 1996) seperti : High Bonding Asphalt, Mexphalt, Cariphalt, Bituplus, Superfleks, Superphalt, Starbit, Aspal Prima 50, Retona dsb.

Aspal Buton

Aspal Buton Adalah aspal alam yang terdapat di pulau Buton, berupa batuan yang mengandung aspal (rock asphalt) yang ditemukan sejak tahun 1920, dengan cadangan lebih dari 600 juta ton, terbesar didunia. Ada dua lokasi tambang di Buton, yaitu di Kabungka dan Lawele. Perbedaan aspal Kabungka dan aspal Lawele adalah sebagai berikut :

  1. Aspal Buton Kabungka, batuan induknya adalah batu kapur, dan aspalnya meresap kedalam pori-pori batuan sebesar 12-20%, karena itu penambangannya menggunakan bahan peledak. Batuan dipecah menjadi kecil-kecil dengan mesin pemecah batu (stone crusher). Aspal alam Kabungka yang dalam bentuk curah dikirim dengan tongkang dan dump truck ke proyek yang akan memanfaatkannya. Selanjutnya proses pengaktifan aspal adalah dengan mencampur aspal curah tersebut dengan modifier (minyak pelarut khusus) dengan tujuan menjemput aspal alam Kabungka dari cangkangnya melalui pemeraman selama 2 – 5 hari. Hasil dari pemeraman tersebut adalah maka terjadilah mastik yang siap dicampur dengan agregat menjadi campuran aspal yang siap gelar.
  2. Aspal Buton Lawele, batuan induknya adalah batuan Silika, dimana aspalnya tidak meresap tetapi menempel di batuan sebanyak 20 – 35%, sehingga lebih mudah diaktifkan (tidak perlu pemeraman seperti pada proses pengaktifan aspal di aspal Kabungka). Kesulitan penanganan aspal Buton Lawele justru terletak pada kelengketannya yang terlalu tinggi (bergumpal-gumpal) sehingga susah untuk ditakar menurut jumlah yang dibutuhkan.

Kami Memberikan Layanan Terbaik Dalam Konstruksi

Solusi Untuk Konstruksi Anda

Kirim Chat
Chat With Us!
Segera hubungi kami mengenai info lengkap dan penawaran!

Powered by PT. Taruna Karya Sejati Official